Rabu, 11 Mei 2011

Gairah Seorang Bocah


Sigmund Freud lahir di suatu daerah yang sekarang disebut Czechoslovakia, tahun 1856, terpaut enam belas tahun setelah Ratu Victoria menikahi suami tercintanya, Albert. Keluarga Freud pindah ke Vienna ketika dia masih berusia empat tahun dan eluruh pendidikannya dia peroleh dari pusat kebudayaan yang agung. Agar bisa menopang kehidupan isteri dan anak- anaknya, dia meninggalkan kariernya di dalam bidang penelitian laboratorium dann menjadi seorang ahli neurologi dengan membuka praktek pribadi. Seperti dikemukankannya pada usia delapan puluh tahun:

"Saya menemukan beberapa fakta baru yang penting tentang orang- orang yang tidak sadar dan kehidupan psikis, peran dorongan- dorongan naluriah dan sebagainya. Di luar temuan- temuan tersebut, tumbuhlah sebuah ilmu pengetahuan baru, yaitu psikoanalisa, suatu bagian dari psikologi, sebagai metode baru dalam penyembuhan orang yang menderita neurosis. Saya harus membayar mahal untuk sedikit keuntungan yang baik ini. Orang tidak percaya kepada fakta- fakta saya dan menganggap teori- teori saya tidak logis. Perlawanan sangaat kut dan datang tiada henti- hentinya."
Penelitian Freud telah mengejutkan dunia Barat dan mengakibatkan dia dai dikucilkan oleh berbagai masyarakat terpelajar yang mula- mula menyambutnya sebagai seorang inovator. Kejahatanya adalah bahwa dia menantang konsep yang berlaku yakni laki- laki adalah sebagai manusia yang rasional dan menyatakan bahwa libido (dorongan seks) bertanggungjawab terhadapa banyak perilaku manusia. Dengan menganalogikan pikiran laki- laki dengan fenomena puncak gunung es, yang hanya kelihatan bagian puncaknya, sementara bagian terbesar gunung itu sendiri tenggelam dan tidak kelihatan, dia menyatakan bahwa sebagian besar pikiran bersifat irasional dan tidak sadar, dengan hanya bagian puncak dari pikiran saja (pikiran bawah sadar) yang muncul ke permukaan.
Dia berpendapat bahwa bagian yang besar dan tidak sadar ini, banyak di antaranya yang mengandung elemen- elemen emosional seksual, lebih penting dalam menuntun kehidupan kita dibandingkan bagian- bagian yang rasional, meski berarti kita menipu diri sendiri kalau mempercayai keadaan yang sebaliknya.

Dia mengajari para ahli teraphy tentang suatu cara baru dalam menangani pasien- pasien, yakni dengan menyimak asosiasi bebas pasien dan impian- impian mereka sebagai sarana- sarana untuk mempelajarai lebih banyak tentang diri para pasien dan membantu mereka. Dia meminta perhatian perihal pentingnya tahun- tahun awal kehidupan dan hubungan anak dengan lingkungan tahun- tahun awal itu.
Sigmund Freud adalah orang pertama yang menguraikan tentang seksualitas masa kanak- kanak dan memperlihatkan kepada kita betapa dalam hal ini dan banyak hal lainya,"Anak adalah ayah sekalian Manusia."
Selain itu kontribusi- kontribusi yang sangat penting itu, dia juga mengajari kita banyak hal lainnya tentang seksualitas dan sifat manusia. Meski tidak setiap orang setuju dengan pendapatnya, Freud dan para psikolog lainnya mengaanggap teori komplek Oedipus yang tertindas sebagai salah satu prestasi besarnya. Pendek kata, teori ini menyatakan bahwa obyek erotis anak adalah ibunya dan bagi anak laki- laki dan perempuan, ibu menjadi prototipe semua obyek yang dicintainya kelak.
Sewaktu anak laki-laki yang masih kecil mulai mengalami kenikmatan pada kelaminnya. Dia ingin menjadikan dirinya  penggoda ibunya dan menggantika posisi ayahnya. Karena ayahnya lebih besar dan lebih kuat, dia tahu usahanya itu akan gagal. Di samping itu,  dia memerlukan ayahnya. Pada saat yang sama, ibunya berusaha mencegah anak laki- lakinya yang masih kecil supaya tidak melakukan masturbasi.
Jika gagal mencegah melakukannya, dia mungkin bisa bertindak lebih jauh yakni dia masih tetap melakukan kebiasaan yang jelek ini. Jika anaknya yang masih kecil itu kebetulan melihat alat kelamin wanita dan membayangkan penisnya akan hilang sebagai suatu ketakutan dikebiri.
Menurut Freud, keadaan ini bisamengakibatkan suatu ketakutan terhadap "gejala-gejala neurotik" yang lain, seperti ketakutan asersidiri (untuk menghindari hukuman yang menakutkan) atau hukuman- hukuman lainnya, penentangan pihak yang berwenang ( yakni ayahnya karena pertahanan terbaiknya bisa berupa serangan).

Kondisi itu juga bisa mengakibatkan ketergantungan yang berlebihan kepada ibunya karena adanya ketakutan pada ayahya, perubahan pada wanita yang "dikebiri" atau kombinasi keduanya. Selanjutnya, hal ini kadang- kadang nantinya mengakibatkan anak menghindari dirinya dari wanita melalui pilihan hidup membujang atau homoseksualitas. Sikap- sikap seperti itu tetap mengendap dalam alam bawah sadar anak laki-laki, yang bisa diaktifkan kembali oleh peristiwa- peristiwa yang dihadapi kelak dalam hidupnya dan situasi ini akan mempengruhi perkembangan seksualitasnya ketika anak memasuki masa puber dan yang kemudian berkembang lebih lanjut pada masa dewasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar