Sabtu, 02 Juli 2011

Pembentukan Seksualitas Wanita Lesbian

Anak  perempuan, menurut Freud, berkembang secara berbeda. Karena tidak memiliki penis sejak kecil, dia tidak takut kehilangan. Namun, anak wanita merasa iri terhadap anak laki- laki dan bukannya memiliki kecemasan dikebiri, dia bisa memilih hidup sebagai lesbian. Atau dia mungkin mencoba menyeimbangkan kekurangannya itu dengan mengembangkan, bukan oleh apa yang disebut Freud sebagai “sikap feminism formal,” melain sikap pasif, suka mengeluh dan suka  bergantung dengan orang lain. Masalah lain yang mungkin dihadapi anak perempuan adalah bahwa dia tetap bisa marah kepada ibunya karena telah memberinya tubuh sebagai seorang anak perempuan yang kurang sempurna. Menurut Freud, sikap ini merupakan pangkal kompleks Elektra, dan anak perempuan ini berusaha mengganti tempat ibunya dengan ayahnya. Semua perasaan ini tentu saja perasaan- perasaan  seperti itu dengan sekuat tenaga menolak kembalinya perasaan itu ke dalam kesadaran.
Menurut penganut Freud, situasi ini menjelaskan kenyataan bahwa gagasan- gagasannya tampak aneh atau ganjil dan ditolak oleh banyak orang. Akan menjadi suatu tugas yang rumit dan menantang untuk membedakan antara apa yang ditolak karena itu tidak disadari dengan apa yang ditolak karena itu tidak benar.
Berdasarkan anggapan inferioritas wanita dan asumsi bahwa prototype dasar manusia adalah maskulinitas, Freud terus mengembangkan teori- teorinys tentsng seksualitas wanita yang menghasilkan semacam sikap- sikap cultural yang sangat mempengaruhi Joan selama bertahun- tahun kemudian. Dia memandang klitoris sebagai suatu organ  “maskulin” yang menonjol, sebuah penis inferior yang tidak berharga. Karena mudah dilihat dibandingkan vagina, tentu saja klitoris ditemukan terlebih dulu oleh anak perempuan yang masih kecil dalam permainan dan eksplorasi dirinya.
Freud mengajukan teori bahwa sewaktu anak perempuan tumbuh dewasa dan menjadi seorang wanita, dia harus mengehntikan ketertarikannya yang kekanak- kanakan terhadap klitorisnya itu dan “mengubah” focus perhatiannya ke perasaan- perasaan yang menyenangkan pada vaginanya. Vagina merupakan sebuah organ yang reseptif dan wanita diharapkan juga bersikap reseptif. Kondisi ini dikenal sebagai “teori transfer vagina ke klitoris.
Banyak dari teori Freud yang sekarang diterima sebagai teori yang valid. Faktanya, dia dianggap sebagai salah seorang raksasa yang kreatif di sepanjang zaman dengan alasan- alasan yang baik. Memang mudah mengkritik orang- orang besar, sementara dengan asyik bertengger di pundak mereka untuk memandang masa depan. Itu bukan maksud kami. Namun, kenyataannya adalah bahwa Freud, meski memberikan kontribudsi- kontribusi yang besar, telah melakukan beberapa kesalahan yang signifikan.
Kesalahan- kesalahan tersebut berkaitan dengan keterbatasan- keterbatasan metode penelitian dan kesadarann ya sendiri dan fakta yang sederhana bahwa sejumlah temuan dalam antropologi dan psikologi social yang mempengaruhi para pengikut Freud masih terasa mengganjal di masa- masa yang akan dating.
Banyak muridnya yang lupa bahwa Freud sendiri menyadari keterbatasan- keterbatasan pemahamannya tentang seksualitas wanita. Sewaktu menyampaikan harapannya bahwa para ahli analisa wanita mungkin suatu bisa member keterangan tentang masalah ini, dia berkata, “Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang feminimitas, Anda harus menyelidiki pengalaman- pengalaman Anda sendiri atau beralih ke pangalaman- pengalaman para penyair atau orang harus menanti sampai ilmu pengetahuan bisa member Anda informasi yang lebih masuk akal dan lebih mendalam.”
Metode penelitian ilmiah Freud sebagian bertanggungjawab terhadap teotri- teori revolusiner dan kesalahan- kesalahannya. Dia menulis bahwa prinsip- prinsip psikoanalisa didasarkan pada pengalaman- pengalaman pribadi dan klinisnya. Yaitu pada penyelidikan introspektif terhadap pikiran- pikiran dan perasaan- perasaan maupun pengamatan- pengamatan para pasien dan interpretasinyanya terhadap mereka
Pandangannya adalah bahwa tidak seorang pun, bila tidak melakukan pengamatan- pengamatan yang serupa, yang berhak menilai gagasan- gagasannya. Pandangan itu sampai sekarang masih bertahan di antara para pengamat neo- Freudian.
Freud dan pengikutnya pada dasarnya tidak bersikap kritis terhadap masyarakat dan mereka menerima gagasan Victorian tentang spremasi kaum pria. Meskipun demikian, dari awal, gerakan meraka sangat menarik perhatian wanita- wanita yang sangat mumpuni dan produktif. Beberapa di antaranya memberikan kontribusi- kontribusinya yang penting, namun hanya salah satu dari kelompok itu yang berani menantang prinsip patriarchal. Lainnya berhasil menyesuaikan pengalaman0 pengalaman seksualitasnya dan para pasien wanitanya ke dalam model cetakan yang khusus dibuat Freud untuk mereka..
Tentu saja, perkecualian patut dibuat untuk Karen Horney , M.D yang mulai menantang asumsi- asumsi Freud semenjak tahun 1924. Meski dia bersedia mengakui bahwa pemahamannya terhadap seksualitas wanita mungkin terbatas, Fre3du tidak menyambut dengan senang hati ketidaksetujuannya itu. Dia member toleransi kepada penyimpang Horney sampai tahun1938 ketika dia mengumumkan bahwa “seorang ahli analisa wanita yang juga belum sepenuhnya yakin terhadap kecemburuannya terhadap penis juga gagal dalam menetapkan kepentingannya yang memadai kepada factor tersebut pada diri para pasiennya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar