Selasa, 24 Desember 2013

Apa Yang Dapat Kita Lakukan Dengan Satu Jam Sehari

SEORANG BIJAKASANA BERNAMA FRANKLN FIELD PADA SUATU KETIKA PERNAH MENULIS, "GARIS PEMISAH ANTARA SUKSES DAN KEGAGALAN BISA DINYATAKAN DENGAN EMPAT KATA:"SAYA TIDAK PUNYA WAKTU."


Pada zaman sekarang yang sibuk ini rasanya kerap kali tidk ukup banyak jam dalam sehari untuk menyelesaikan hal- hal yang kita kehendaki. Maka kita meninggalkan banyak gagasan. Namun dunia penuh dengan orang,  hanya karen tekadnya saja yang besar , yang menemukan cara untuk menyisihkan waktu sekurang- kurangnya satu jam sehari untuk pengembangan pribadi yang kreatif. 
Memang, saya sering memperhatikan bahwa semakin sibuk seseorang, semakin mampu dia menyediakan waktu satu jam sehari untuk digunakannya sendiri.

Crewfor H. Greenewalt, sementara menjadi anggota direktur perusahaan kimia yang terbesar di dunia, Dupont menyediakan waktu satu jam sehari untuk mempelajari burung madu dan mengembangkan peralatan khusus untuk memotret burung ini. Para ahli menyebut bukunya, Hummingbirds, sebagai karya sejarah alam yang klasik.
Hugo L. Black, yang masuk Senat Amerika Serikat tanpa latar belakang pendidikan perguruan tinggi, meninggalkan semua pekerjaan selama satu jam setiap hari supaya bisa membaca di Perpustakaan Kongres. Dengan mendalami banyak bidang, ekonomi, sejarah, filsafat, puisi, dia meneruskan praktek ini selama bertahun- tahun, bahkan dalam hari hari yang paling sibk sebagai orang angota badan legislatif. Pada waktu dia menjadi Bapak Hakim Black di Pengadilan Tinggi Amerika Serikat, dia adalah salah seorang hakim yang paling terpelajar, dan seluruh bangsa memeti manfaat dari pengetahuannya yang luas tentang kemanusiaan.

 Jika kita menyediakan waktu satu jam saja setiap hari untuk melakukan suatu proyek, maka kita berhasil mengumpulkan waktu 365 jam setahun, atau sama dengan 45 hari kerja penuh masing- masing delapan jam sehari. In seperti menambahkan satu setengah bulan kehidupan produktif setiap tahun dalam hidup kita!
Namun ketika saya berbicara tentang menyisihkan waktu satu jam sehari untuk pengembangan pribadi, jawaban yang saya terima biasanya adalah:"Saya terlalu sibuk. Saya bekerja sepanjang hari. Setelah pulang ke rumah saya sudah kehabisan tenaga. Saya ingin waktu sedikit untuk dilewatkan bersama anak- anak."
Memang harus diakui ini tidak mudah. Semua ini memerlukan tekad yang kuat. Rahasianya adalah menciptakan waktu satu jam ini, kemudian memanfaatkannya secara bijaksana.

Seorang teman saya, Wilfred P. Cohen, membaktikan waktu 40 tahun untuk menjadi salah seorang pemilik pabrik pakaian jadi yang paling terkemuka di dunia. Namun ada sesuatu lainnya yang didambakannya, sesuatu yang selama ini tidak dapat dilakukannya dalam hari- hari bisnisnya yang selalu sibuk.
"Saya ingin melukis,"katanya kepada saya."Saya belum pernah belajar melukis; saya tidak punya alasan apa pun untuk merasa yakin bahwa saya akan menghasilkan lukisan yang sepadan dengan jerih payah saya. Walaupun demikian, akhirnya saya memutuskan untuk memberi waktu satu jam sehari untuk melukis, tidak peduli apa yang harus saya korbankan untuk menemukan waktu satu jam itu."
Yang harus dikorbankan oleh Wilfred Cohen adalah waktu tidurnya. Satu- satunya cara yang dapat menyakinkan dirinya bahwa dia akan mendapatkan waktu satu jam sehari tanpa gangguan adalah bangun sebelum pukul lima pagi dan bekerja sampai  waktu sarapan tiba.
"Ini tidak sulit,"katanya. " Begitu saya memutuskan untuk melukis pada jam itu saya pun tidak bisa tidur lagi. Gairah untuk melakukan hal itu membangunkan saya tiap pagi."

Dia menguba lotengnya menjadi studio, dan selama bertahun- tahun dia tidak pernah melewatkan kesempata
n pagi itu untuk bekerja. Imbalannya sungguh menakjubkan. Lukisan kanvasnya digantung dalam berpuluh- puluh pameran. Beberapa kali dia melakukan pameran tunggal. Beberapa ratus lukisannya laku dengan harga tinggi. Dan semua pendapatannya dari karir satu jam sehari disumbangkannya untuk dana beasiswa bagi mahasiswa seni rupa berbakat. "Tidak ada suatu apa pun yang saya lakukan,"kata Cohen, "yang memberi saya separuh saja dari kepuasan dan kesenangan yang saya temukan dalam kegiatan satu jam seorang diri."

Kalau diberi kesempatan setiap hari, setiap pikiran akan bisa meniptakan gagasan. Seorang karyawan bagian perawatan lift bangs Yunani bernama Nicholas Christofilos tertarik kepada ilmu pengetahuan modern. Setiap hari sepulang  dari pekerjaan, sebelum dia duduk untuk makan malam, dia membaktikan waktu satu jam untuk membaca buku tentang fisika nuklir. Sementara di mulai memahami ilmu yang dipelajarinya semakin jelas, gagasan pun timbul dalam pikirannya. Pada tahun 1948 dia membuat rncangan untuk akselerator partikel yang menurut pikirannya akan lebih murah dan lebih kuat dari pada peralatan mana pun yang sudah ada. Dia mengirimkan rancangannya kepada Komisi Tenaga Atom Amerika Serikt untuk diuji. 
Setelah dia menyempurnakan rancangannya lebih lanjut, alat ini bekerja begitu baik sehingga pemerintah Amerika Serikat bsa menghemat dana kira- kira 70 juta dolar. Christofilos menerima dua imbalan, uang tunai $ 10.000 dan kedudukan di Labortorium Radiasi Universitas California

James Rusell Lowell berkata, "Kesempatan diri diperlukan oleh imajinasi sebagaimana masyarakat diperlukan demia keutuhan dan kesehatan watak manusia." Hal yang terpenting adalah membuat jam- jam ketika kita sendirian menjadi waktu yang produktif dan itu bisa dilaksanakan walaupun kadang- kadang hanya menghasilkan kesadaran akan keberadaan kita yang sejahtera.

Franklin Delano Roosefelt, selama tahun - tahun peperangan yang paling berat, biasa mengunci dirinya sendiri dari dunia luar selama satu jam bersama koleksi perangkonya. Mendiang Ny Victoria Geaney, yang  menjadi nyonya rumah resmi Blair House, tempat Presiden kadang- kadang ia mengurung diri bersama perangkonya, pada suatu ketika mengatakan kepada saya bahwa ketika pulang ke rumah Presiden kelihatan murung, pendiam dan kelelahan. Tetapi ketika dia pergi, kata Geaney, Presiden tampak seakan- akan baginya seluruh dunia lebih ceria. Bagi Presiden jam- jam yang dilewatkannya seorang diri memberikan kesegaran spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar