Kamis, 25 Agustus 2011

Seksualitas Wanita Enam Puluh Tahun

Seorang janda berusia enam puluh tujuh tahun yang menguraikandirinya sebagaia " seseorang yang cukup tua dan bersahaja, tapi saya memiliki seorang pria lebih tua yang juga bersahaja yang tampaknya tidak beranggapan dirinya bersahaja itu". Jadi hanya kadang- kadang saja menjadi pasangan, mengemukakan informasi ini (tapi tidak menginginkan kami menggunakan namanya, karena mungkin dua belas cucunya keberatan):

Saya berusia enam puluh tahun. Setelah menupause, lebih dari dua puluh tahun yang lalu, saya diberi estrogen untuk menggairahkan seksual saya. Saya memang benar- benar bergairah dan tidak sama sekali dengan internal satu tahun secara berselang- seling. Sangat jelas bagi suami saya dan saya sendiri ada suatu korelasi yang pasti antara kekuatan estrogen dengan jumlah cairan yang dikeluarkan. Semakin tinggi dosis estrogen, semakin banyak cairan yang dkeluarkan. Ketika ketakutan terkena kanker karena menggunakan estrogen mulai merebak, saya memutuskan bahwa dalam bulan- bulan musim dingin ini, saya akan bersikap sabar dengan gairah seksual tersebut.

Dokter saya mengangkat bahunya, tapi ia setuju. Tentu saja, saya masih memiliki gairah seksual, tapi praktis tidak meneluarkan cairan ejakulasi itu. Sekarang saya kembali pada kekuatan terendah kemampuan seks saya ( tiga minggu bergairah, tiga minggu dingin) dan bahkan pada akhir minggu "libur" tersebut, ada perbedaan sangat jelas.
Tidak lama setelah suami saya meninggal, saya mulai menggunakan estrogen karena ada yang menyarankan bahwa estrogen mungkin bisa membantu menyembuhkan apa yang dianggap sebagai depresi agitasi. Tampaknya estrogen bisa membantu nerves saya yang parah maupun kekurangan energi yang sia- sia setelah kematian seorang suami. Mungkin terapi estrogen menyebabkan peningkatan cairan, karena saya menjadi lebih sadar terhadap cairan itu selama tahun- tahun itu, meski saya yakin keadaan seperti itu juga terjadi sebelumnya.
Pada usia enam puluh lima tahun, beberapa sel kanker muncul pada cairan saya. Saya harus menjalani histerektomi, yang sama sekali tidak memperlihatkan sel- sel kanker dalam jaringan yang diangkat dokter. Saya masih mengalami semburan cairan selama hubungan seksual, meski jumlahnya jauh lebih sedikit. Jadi pengangkatan indung telur dan rahim tidak mempengaruhi fenomena ini. Ketertarikan saya terhadap seks telah banyak menurun, hampir seluruhnya, karena operasi itu, tapi mekanisme sedikit "semburan" itu masih bekerja.
Ini cukup berbeda dengan mekanisme pelumasan umum. Bagian ini tidak bekerja begitu baik, karena saya telah mengalami kesulitan dengan kekeringan dalam vagina sejak menjalani histerektomi. Saya berharap bekas teman kencan saya menyadari masalah ini dan ingat serta mengubah pendapat- pendapatnya tentang apa telah terjadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar